Lanjut ke konten

UKG Hanya Cermin Bagi Guru ?

30 November 2015

Beberapa minggu lalu beredar video yang berisi ucapan Mendikbud berkaitan dengan pelaksanaan UKG. Salah satu item yang disampaikan oleh Mendikbud adalah hasil UKG nanti merupakan cermin bagi guru. Atau dengan kalimat yang lebih jelas, hasil UKG nanti merupakan gambaran kualitas, khususnya di bidang pedagogik dan profesionalisme para guru. Pernyataan tersebut diulang lagi oleh Mentri Anies Baswedan saat beliau menjadi salah satu nara sumber di acara Mata Najwa edisi 26 November 2015 lalu.

Bisa jadi pernyataan  itu menjadikan sebagian besar guru-guru kita sungguh serius mempersiapkan diri menghadapi UKG tahun ini dibanding UKG tahun 2013. Karena itu tidaklah mengherankan jika  guru-guru menjadi sangat rajin belajar. Persiapan mereka seperti murid-murid yang akan menghadapi UN. Pendeknya,tiada waktu tanpa belajar. Bahkan beberapa guru sampai mendatangkan dosen LPTK untuk memberikan materi profesi dan paedagogi. Semacam bimbel untuk persiapan menghadapi UN.UKG-2015-Simulasi-Soal-Pariwisata-SMK-Online Baca selengkapnya…

Pendidikan Masa Depan

28 Maret 2015

Tulisan ini merupakan tanggapan saya atas sebuah artikel yang berjudul “Why America’s obsession with STEM education is dangerous” oleh Fareed Zakaria yang dimuat di Washington Post, yang diberikan oleh Cak Umar Syaifullah di group Beranda Komunitas Pendidikan. Tanggapan ini saya buat dalam bentuk sebuah tulisan karena sangat panjang, mengingat begitu luasnya bahasan yang disampaikan oleh penulis artikel di Koran Washington Post tersebut. Selain, memang sangat menarik untuk didiskusikan lebih lanjut.

Secara garis besar, penulis artikel ini, Fareed Zakaria, menyoroti gagasan dalam dunia pendidikan yang mengembangkan model yang lebih mengedepankan STEM (science, technology, engineering and math), seraya mengurangi pendidikan humaniora. Gagasan ini muncul karena terus jebloknya skor hasil tes anak-anak AS pada pelajaran matematika dan sains. Bahkan, skor matematika dan sains mereka kalah jauh dengan skor anak-anak dari Asia. Sehingga, mereka ingin meniru pendidikan yang menekankan hafalan dan pencapaian skor tes ala Asia. Di samping juga karena dorongan dari dunia industri dan dunia usaha.

Baca selengkapnya…

Benarkah Penangkapan BW Murni Perseteruan KPK vs Polri ?

27 Januari 2015

Berkaitan dengan penangkapan Bambang Widjojanto kemarin, banyak pihak menduga bahwa ini merupakan perseteruan Cicak vs Buaya jilid 3. Dugaan seperti itu sangat wajar mengingat setiap ada petinggi Polri ditersangkakan oleh KPK, Polri selalu melakukan perlawanan seperti ini. Kebiasaan ini dipandang sebagai modus Polri dalam menghadapi KPK.

Tapi, yang mesti kita pertanyakan sekali lagi adalah benarkah kasus penangkapan BW yang keren ini-meminjam istilah yang digunakan putra BW dalam mengomentari penangkapan ayahnya- adalah memang murni perseteruan KPK versus Polri ?

Kalau merunut pada penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK tepat ketika ybs diusulkan sebagai calon tunggal Kapolri, bisa jadi penangkapan BW kemarin merupakan bentuk dendam Polri kepada KPK. Bahkan salah satu mentri kabinet kerja menuduh penetapan TSK pada BG sungguh tidak beretika. Omongan mentri seperti itu tentu makin memicu kemarahan pihak Polri kepada KPK.

Tapi, apakah masalah BW ini memang murni berkaitan dengan ‘kemarahan Polri’ saja ?

Baca selengkapnya…

Busrin Divonis Penjara Tahun Dan Denda 2 Miliar

24 November 2014

Laki-laki miskin berusia 58 tahun itu bernama Busrin. Dia warga Desa Pesisir, Kecamatan sumberasih, Probolinggo, Jatim. LelBusrinaki yang tidak tamat SD itu merupakan tulang punggung keluarga.

Busrin yang berprofesi sebagai kuli pasir dan buruh tani itu kini menjadi perbincangan ramai semenjak website MA memberitakan kasusnya. Pengadilan Negeri Kota Probolinggo menjatuhkan vonis 2 tahun penjara dan denda 2 miliar terhadap suami Susilowati ( 58 ) itu.Vonis seberat itu dijatuhkan oleh majelis hakim yg terdiri dari Putu Agus Wiranata, Maria Anita, dan Hapsari Retno Widowulan. Sidang tsb digelar pada 22 Oktober 2014 lalu. Baca selengkapnya…

Renungan Sehari Seusai Coblosan Pilpres 2014

11 Juli 2014

Beberapa jam setelah perhitungan hasil coblosan usai, masing-masing capres dan timnya mengumumkan kemenangannya. Kemenangan berdasarkan perhitungan quick count dari lembaga-lembaga survey yang selama ini selalu memenangkan mereka. Tentu saja pengumuman ini disambut suka cita oleh pendukung masing-masing kubu. Suka cita ini diwujudkan dalam berbagai aktivitas seperti menggelar acara tasyakuran di satu tempat hingga melakukan konvoi di jalan raya.

Pengumuman yang terburu-buru ini bisa membahayakan. Dengan pengumuman kemenangan tersebut, masing-masing pendukung sudah meyakini bahwa kemenangan di pihaknya sudah final. Jika di tanggal 22 Juli nanti KPU mengumumkan capres mereka tidak jadi menang, bisa terjadi anggapan kalau mereka telah dicurangi. Dengan meyakini anggapan seperti ini membuat mereka akan mudah digerakkan para elit untuk berbuat anarkhi.

Tadi, di tivi pendukung salah satu capres menyiarkan sebuah Baca selengkapnya…